Detail Cantuman
 
 
 
Kembali ke Daftar >
 
 
 
 
   
"Seorang pemuda langsing, gagah, ganteng, berhidung mancung bersikap aristokrat tulen…Tinggalnya di jalan Gondangdia Lama. Mendengar nama jalan ini saja, kami pribumi kampung yang lain, mau tak mau terpaksa angkat pandang menatap wajahnya. Di Gondangdia Lama hanya ada gedung-gedung besar, megah, dan mewah. Akan tetapi, kami pun punya kebanggaan “penerbitan kami”. Begitulah, pada suatu kali kami undang dia datang menghadiri diskusi sastra. “Penerbitan” kebanggaan kami, kami perlihatkan kepadanya. Dia baca pendapat redaksi tentang sajak-sajak peserta. Tentunya, kami ingin tahu pendapatnya, dan sudah tentu juga perhatiannya. Ternyata pendapat dan perhatiannya tepat sebaliknya daripada yang kami harapkan. Aku masih ingat kata-katanya: “Tahu apa orang-orang ini tentang sajak?” Dan, kami pun sadar, sesungguhnya kami tidak tahu. Tapi itu tidaklah begitu mengejutkan dibanding dengan kata-katanya yang lain: “Tahu apa orang-orang ini tentang Keats dan Shelley! Bukan hanya kami yang baru dengar kata-kata aneh itu, juga Victor Hugo-nya Sanjaya menjadi gagu kehilangan lidah!

Pemuda berpeci merah tebal itu adalah asrul Sani . Dan “penerbitan” kamipun mati kehabisan darah kebakaran semangat. "
 
 Pramoedya Ananta Toer
Sumber :
http://changeancity.blogspot.com/2008/08/asrul-sani.html  
 
 
 
Kembali ke Daftar >
 
 
 
Pemutakhiran

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Jl. Salemba Raya 28A Kotak Pos 3624
Jakarta 10002 - Indonesia

Jam Layanan

Senin - Jumat : 09.00 - 15.00 (WIB)

Kontak Kami

(021) 929 209 79
(021) 392 7919; (021) 319 084 79 (fax)
info@perpusnas.go.id

Pernyataan Privasi | Ketentuan Penggunaan©2015 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia