|
Detail Cantuman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
"Karya Asrul Sani paling berkesan yang pertama kali saya baca adalah Anak Laut (52 tahun silam) ketika saya pelajar SMA kelas satu. Empat baris awal puisi itu indahnya terasa seperti sihir, bahkan impresi memukau lukisan alam puitik itu berlanjut hingga hari ini seperti tidak ada habis-habisnya. Dalam diskusi pun Asrul Sani sangat menguasai retorika dan belakangan saya baru tahu bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan Asrul dalam berdebat dan Bung Karno-pun kagum dengan Asrul Sani. Kenangan terakhir paling indah adalah ketika Asrul Sani menghadiri penutupan acara "Sastrawan Bicara, Sastrawan Bertanya" di Makassar tahun 2003, di atas kursi roda dengan didampingi Mutiara Sani istrinya, Asrul membaca puisi Anak Laut di depan 1000 siswa SMU dan 200 guru bahasa dan sastra. Dengan suara yang sudah agak lambat Asrul Sani membaca puisi tersebut dan setelah selesai membacanya jatuh air mata saya. Satu pesannya kepada saya, "Fiq, jangan abaikan anak-anak SMU. Sastrawan lahir dari SMU.""
|
|
Taufiq Ismail
|
Sumber :
www.gatra.com
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|